INDONESIA MERDEKA

INDONESIA MERDEKA

Tuesday, September 16, 2008

Inherent

Berhari – hari lewat, dan aku makin terkunci di barak ini. Orang – orang dan rutinitas yang sama. Semuanya campur aduk, hingga bermuara di suatu subuh, aku jenuh...
Aku seperti seorang penulis pesan, yang kemudian ku kirimkan dalam botol.

Just a cast away, an island lost at sea.
Another lonely day and no none here, but me...
More loneliness when anyone could bear
Rescue me before i fall into despair

Memang tidak seperti keresahan Robinson Crusoe ditengah tempat asing yang mati-matian mencari jalan keluar dari hari – hari sepi dan ketiadaan. Tapi kadang tempat ini seperti pulau terpencil ditengah laut itu, apalagi tanpa wacana, tanpa blues, tanpa Efek Rumah kaca, The Doors, Queen, Sting atau Maroon 5. Meski setiap ada kosong, dengan gitar pinjaman aku sering melolong blingsatan berteriak – teriak bosan.. Tapi tetap saja, tak ada bantuan. Dan aku benar – benar seperti orang gila.

I’ll send a S.O.S to the world
I hope that someone gets my ... Message In A Bottle
Pengen rasanya lari sejauh-jauhnya dari tempat ini...

A year has passed since i wrote my note
I Should’ve known this right from the start
Only hope can keep me together
Love can mend your life, but love can break your heart

Ya...ya... hari – hari yang lewat ini seperti tahun – tahun yang paling ditunggu seorang terpidana. Si penulis lirik sempat membuat catatan atas dirinya. Tapi aku tidak. Bagaimana sempat, bung? Aku memilih tidur di sabtu dan minggu. Tanpa antisipasi, Apa yang pernah ku perjuangkan bahu membahu sekuat tenaga, akhirnya jebol juga. Dan aku masih tak paham dengan konsep “hak” si penulis. Hak yang mana?? Hak yang diminta ayahku untuk tidak aku cengeng mengemisnya?? Hak-hak yang kian tak jelas, berseliweran menggagas suara-suara tak sedap?? Aneh!! Kemudian si penulis menarik selembar hak ideal tentang harapan dalam ruang hampa. Adem sih dengernya, tapi tidak disini. Dibarak ini harapan itu bisa jadi akan sangat mengada-ada. Aku tidak pesimis, tapi aku terlalu kecil dan rapuh untuk mengusung harapan itu tinggi – tinggi. Kita tak ingin patah hati maka kita tidak boleh jatuh cinta kan??

I’ll send a S.O.S to the world
I hope that someone gets my ... Message In A Bottle
Aku tidak ingin melihat matahari dari sini...

Wake up this morning I dont believe what i saw
A hundred billion bottle washed up on the shore
Seems I’m not alone in being alone
A Billion bottle cast away, looking for a whole...

Konyol,...... Apakah kalau aku terbangun pagi nanti, akan ku ketahui banyak pula orang-orang yang sama-sama jenuh dan bosan?? Hmmm... ketidakpercayaan si penulis tidak mampir padaku. Stop!! Tidak ada kesamaan. Dan juta-juta botol itu tidak akan sempat ku pecahkan, dan kertas-kertas berisi pesan didalamnya urung ku bakar hidup-hidup.

I’ll send a S.O.S to the world
I hope that someone gets my ... Message In A Bottle

Dan pesan yang nanti terkirim pada kalian adalah “Tolong selamatkan orang bodoh ini!!”

Sending out ..... Sending Out.....

*) Cetak Miring adalah Lirik lagu The Police – Message In a Bottle yang sering kumainkan dalam kosong tadi

Wednesday, September 10, 2008

In Memoriam : Danang Widjojo (1982-2008)


Kita tidak akan saling mengenal keinginan masing – masing andai Kara’s Flowers benar-benar tumbuh tanpa berganti nama. Beberapa tahun lalu dalam beragam kesempatan bermain musik, ada yang mempertemukan kita.
Aku sempat sulit mendefinisikan kehendakmu. Aku pernah melihatmu sangat pop. Atau melihatnya sesekali bermain reggae kulit putih, ska, atau sedikit rock N Roll.. Dan kau meracau entah kemana, tak peduli apapun. Kau pun pernah bermain-main dengan musik core, juga bersama sahabat-sahabat kita dalam suatu Description Failed.. Semuanya butuh semangat ya kawan?? Dan kau menceburkan diri kedalamnya, sama seperti penjemput kesenangan waktu luangku..
Musik terlalu dalam, untuk ku gerayangi akar-akarnya. Dan kau pun menarikku kedalam palung di tanah itu, termasuk dalam sbuah print out lirik unduhan. Dalam berbagai kesempatan tadi, akhirnya kita pernah seide juga. Pada sebuah musik yang tak terdefinisi. Entah itu Alternative, Rock, Swing, Funk atau apapun (yang setelah menjadi satu, perrnah sangat ingin aku mengambil tones untuknya).
Ku kenang barisan lirik masa muda itu untukmu.
“Paralyzed by the sight of you” , Absurd.....
Dalam sebuah pandangan (entah milik siapa), semua berjajar memandang ke segala arah, tanpa kita tahu apa yang kita lihat.
“You do not know how much this hurt me”, Absurd...
Kadang kita sering terlalu cengeng-kah?? Tanpa tau betapa bahagianya bisa merasakan kedukaan..
“Like a little girl cries, in a face of a monster who lives in her dreams”, Absurd....
Tidak nyata. Tidak berbentuk.. Mengais-ngais waktu senggang, bukannya belajar malah bergosip.. Tanpa tau apa yang kita katakan (dalam sumpah serapah)
“I Know I dont know you.. But i want you so bad”, Absurd....
Kita memang sentimentil.. terutama dalam rasa yang platonik.. kadang ingin dimunafikkan.. tapi selalu dirindu...
Sekarang kemana DVD Jamiroquai – Live in Venice yang kubelikan untukmu?? Mungkin hanya tertumpuk pada kardus di sudut rumah dimana aku tidak akan kembali lagi kesana..
Aku ingin bertanya, harus secepat ini-kah?? Sebelum kita sama-sama sempat berbagi cerita kebanggaan dan beranjak tua.. Aku ngeri menjelaskan keadaan terakhir kita bertemu... Saat itu aku merasa Tuhan sedang mengedip padaku. Dengan sebuah harapan, semoga kau bertahan.
Dan jika kemudian Tuhan telah mengambilmu dari aku dan teman-teman.. Mungkin inilah hal yang tidak selesai itu.. Kau telah menutup sebuah rahasia terpanjang.. Mendahului ku tanpa sepatah kata. Tanpa bahasa yang bisa kami mengerti.
Kemarin ku kirim Yasin untukmu.. hanya itu yang mungkin bisa. Dan diperistirahatan terakhirmu, berbaringlah dengan tenang.. Meski pasti dingin didalam sana....
“Aint no Sunshine, When it was gone.....”
Selamat jalan.....