INDONESIA MERDEKA

INDONESIA MERDEKA

Monday, July 7, 2008

Lagu Cinta Untuk Lenin

Saya hanya ingin tahu, apa yang dilakukan Lenin dikuburnya. Apakah ditengah persiapan pledoinya atas pertanyaan Munkar dan Nakir, Lenin masih sempat berpikir tentang sebuah ideology yang dimasa lampau pernah dibesarkannya dengan darah, yang kini berangsur membujur lemah dan hampir pudar?

Mungkin Lenin marah, ketika angin Glasnost dan Perestroika tak biasa dicegah, ditahan. Sebab seketika itu pula, semua impiannya kandas, merosot ke keadaan terburuk, lebih buruk ketimbang The Communist Homeland yang merobohkan patung berbentuk dirinya. Pun lebih buruk dari kematiannya (karena Lenin masih punya Stalin dan Chernenko).

Sepanjang umurnya, Lenin urung berhenti berpikir bagaimana organisasi revolusioner versinya harus dibangun. Bagaimana mempertautkan cendekiawan dan kelas buruh atau pekerja. Lenin punya konsep. Sentalistik, ketat, keras dan penuh rahasia. Lenin menciptakan Bolshevik, lantas ia menyetubuhi pengasingannya dengan gelora sosialime yang sexy. Berkeliling Eropa, untuk menggemakan ide sosialisnya yang segar, tanpa meninggalkan teori Marx dan menyusupi pandangannya dalam Marxisme Leninisme. Semangatnya berkobar, membara dalam sekam revolusi demi mempersatukan Negara-negara kecil di bumi Rusia dalam sebuah republik federasi.

Saya tidak pernah tahu, apakah ini adalah bagian dari impian masa kecil Lenin? Mimpi yang mulai mekar bersama bunga-bunga ditepian sungai Volga? Lenin muda pernah tersentak, saudaranya dihukum gantung karena dituduh melakukan percobaan pembunuhan terhada Tsar Rusia. Konon sebab itu ia mulai terpanggil untuk menjamahi politik. Konon pula dihadapan Sungai Lena yang romantik itu (dalam sebuah pembuangan di Siberia)ang romantik hi politikn masa kecil Lenin? Mimpi yang mulai mekar bersama bunga-bunga ditepi, Lenin mengikrarkan diri untuk terjun dalam Revolusi.

Lenin meulai mempelajari tulisan Marx atau Chernoshevsky, memulai kontak kelompok-kelompok revolusioner. Ia menepati janjinya untuk berkembang bersama kaum buruh, agar kelak bisa melahirkan orok perubahan, radikal. Namun, jalan yang ditempuh Lenin tidak mudah. Lenin jatuh bangun untuk sampai pada Revolusi Bolsheviks yang bersejarah itu. Ketika Tsar Nicholas II berkuasa dan membantai para pemogok, Lenin di buang ke Siberia. Namun Lenin tak berhenti, ia masih tetap menulis propaganda dan memperkokoh jaringannya, ia bergerak cepat dibawah tanah, dibawah sepatu-sepatu tentara Tsar.

Saat Bolsheviks memperoleh mayoritas suara di Moskow, Lenin memimpin. Ia mengumandangkan revolusinya tak hanya disemenanjung timur Eropa, tapi sampai ke belahan lain dunia. Ia menjalarkan komunisme kemana-mana, merambat sebagai sebuah sistem.

Seorang pengarang pernah menulis, “Tak sesaatpun Lenin merasa kuatir, tinggal seorang diri dalam perjuangan. Ia menciptakan sahabat sebanyak-banyaknya dan merontokkkan musuh-musuhnya. Lenin telah mengembalikan rakyat pada harga diri mereka. Bagi Lenin, cita-cita sosial bukan kepentingan diri sendiri.Semua itu tiada artinya jika tanpa kemenangan. kemenangan adalah segalanya.”

Karena demi kemenangan itulah, Lenin menjelma menjadi sebuah ketakutan sekaligus kekaguman. Lenin menganggap, untuk membangun revolusi yang sempurna, menghabisi lawan adalah keharusan. Tidak ada tempat bagi pembangkang, demikian juga dengan mereka yang membangkang.

Tangan Lenin memamng penuh darah. Tidak terkecuali untuk Anastasia dan keluarganya. Maxim Gorky berbisik, “Lenin, ampuni dia”. Tapi semua tanpa pengecualian. Konon hanya dengan mencoretkan sebuah tanda silang dikertas, Lenin bisa mengakhiri hidup ribuan manusia di kamp tahanan. Begitu beku.

2 comments:

dhotmauli said...

Halo mas ito..
Ck..ck..blognya..
Beda bgt ma blogku
He2
Jadi malu.. ;p

Jiwa Rusia said...

hmmm...., saya juga pengagum Lenin, bung, semangat revolusinya benar-benar hebat. Hanya saja, kebanyakan komunismo phobia menganggap apa yang diperbuat kaum revolusioner di tiap-tiap negara sosialis selalu buruk, karena mereka hanya memandang dari burukannya saja. Ajaran Lenin mungkin telah diinjak-injak oleh banyak kalangan, tetapi semangat revolusinya tetap hidup bagi para bayi-bayi revolusioner abad ini....