INDONESIA MERDEKA
INDONESIA MERDEKA
Thursday, September 16, 2010
Belajar Pramuka di Afrika Selatan
Itu judul editorial di sebuah koran pagi hari ini. Mau tau isinya tentang apa??
“Rencana Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk Studi Banding Soal Kepramukaan ke Afrika Selatan.”
Tanpa basa-basi Editorial langsung menembak ke pusat keanehan.
“DPR ternyata institusi yang tidak kehabisan akal mengarang alasan untuk bisa plesiran ke luar negeri.. Lihat saja betapa kreatifnya Panitia Kerja RUU Kepramukaan DPR mengemas agenda itu secara mentereng : studi banding ke Jepang, Korea Selatan dan Afrika Selatan.”
“Sungguh tak masuk nalar sebuah RUU Kepramukaan memerlukan studi banding nun jauh ke Afrika!”, keluh Editorial.
“Kepramukaan? Kepanduan? Ya, berbaris-baris, disiplin, keterampilan, ketahanan fisik dan mental, membangun kesetiaan dan kebersamaan. Apakah untuk itu DPR merasa harus mengaisnya hingga ke Afrika Selatan dan menghamburkan uang rakyat hingga mendekati Rp800 juta?!”
Afrika Selatan? Bukan tidak ada yang bisa dipelajari dari negeri ini. Kalo soal bagaimana memaafkan dan melupakan politik apartheid kemudian belajar membangun kerukunan dan toleransi berbangsa, mungkin banyak yang bisa dipelajari. Tapi soal kepramukaan??
Pilihan ini kian membuktikan dewan memang tidak memiliki urgensi agenda. Kian wajar kalo kesan yang kemudian muncul adalah mereka sekedar menghabiskan anggaran yang telah dialokasikan.
Studi banding sama sekali tidak salah. Hakikatnya studi banding adalah uji kecerdasan dan keunggulan antara contoh satu dengan lainnya sebelum mengambil keputusan untuk diterapkan di negeri ini. Tapi dari yang sudah – sudah, Publik tak pernah mendengar adanya paparan hebat mengenai hasil studi banding DPR setelah kunjungan keluar negeri. Walhasil, studi banding ala dewan rakyat ini terkesan hanyalah akal-akalan penuh lelucon.
Siapa yang ga emosi coba?
Saking kesalnya mungkin, Editorial sempat meledek:
“Mungkin kita tidak memahami jalan pikiran DPR. Atau DPR yang kerap bertindak suka-suka dan mengabaikan suara rakyat ini yang memang sulit dipahami? Karena itu jangan kaget jika suatu hari DPR berkunjung ke Somalia untuk mempelajari cara-cara menumpas bajak laut atau berkunjung ke Sudan mempelajari bagaimana Negara itu mengelola taman kanak-kanak..
Komentar pembaca di situs Koran juga beragam.
Ada yang kesal tapi mencoba bersabar,
“kondisi yang memprihatinkan, namun itulah kenyataannya... dan lebih miris lagi, tidak adanya tindakan NYATA yang dilakukan untuk menghentikan itu semua. Sepertinya kuping mereka sudah tebal. Doakan sajalah, dan tetap berkata positif”
Ada yang berbaik hati mendoakan,
“Ya, Allah hukumlah mereka Ya Allah, jadikan satu mata mereka sebesar bola tenis, jadikan hidung mereka belalai gajah, jadikan mulut mereka sebesar mangkuk bakso, jadikan lidah mereka sepanjang 40 cm, jadikan telinga mereka sebesar asbak, dan beri mereka penyakit kelamin yg paling menjijikkan.. Amin Ya Rabbal 'Alamin..”
Dan ada juga yang benar-benar emosi (barangkali),
Sejujurnya DPR RI memang membutuhkan banyak studi banding ke manca negara...karenai rata2 anggota parlemen kita ini memang secara kualitas nol besar.. perlu belajar banyak.. maklumlah kemampuan utama ilmu mereka adalah membohongi rakyat.. kadal mengkadali... akal-akalan... korupsi... dan terutama ahli sulap menyulap... bayangkan kerugian negara 6,7 T kasus Century disulap seolah olah negara tidak dirugikan.... jangan kaget bila kelak mereka akan studi banding ke neraka di biayai negara..!
Jadinya??
Editorial menutup kegelisahaan ini dengan sebaris kata “Studi banding yang dilakukan DPR jelas adalah kebodohan yang tiada bandinganya”
Silahkan dicerna. Boleh setuju. Boleh tidak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment