INDONESIA MERDEKA

INDONESIA MERDEKA

Saturday, June 28, 2008

Bunga dan Tembok

BUNGA DAN TEMBOK


seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki tumbuh
engkau lebih suka membangun
rumah dan merampas tanah

seumpama bunga
kami adalah bunga yang tak
kau kehendaki adanya
engkau lebih suka membangun
jalan raya dan pagar besi

seumpama bunga
kami adalah bunga yang
dirontokkan di bumi kami sendiri

jika kami bunga
engkau adalah tembok itu
tapi di tubuh tembok itu
telah kami sebar biji-biji
suatu saat kami akan tumbuh bersama
dengan keyakinan: engkau harus hancur!

dalam keyakinan kami
di manapun-tirani harus tumbang!


Wiji Thukul, Solo 1987-1988

*Diambil diam-diam dari sebuah blogger


Tentang, apa - apa yang menjadi ingatanku... Aku telah kehilangan. Mungkin itu sebuah periode dimana,aku, mulai menggunakan otakku untuk berpikir (meski cuma asal -asalan, dengan analisanya yang seenak jidat), menguji empatiku yang penuh dengan permainan subyetifitas... Kapan ya aku mulai mengenal Marx dan Engels?? kapan ya aku mulai tertarik mengikuti apa-apa tentang Hok-Gie dan Guevara? Kapan juga ya aku belajar berempati tentang apa-apa yang dilakukan Gandhi, Pramoedya, Tan Malaka sampai yang terakhir aku coba baca : Ahmadinejad?,...
Tanpa diskusi - diskusi itu lagi, aku khawatir aku hanya membuat kesimpulan sendiri.. aku takut merasa yang paling punya kebenaran.. aku takut memburamkan titik untuk kita mencari...
Hingga kemudian, muncul pertanyaan tentang kemungkinan periode lain (yang sama seperti perulangan sejarah) apakah akan ada lagi.. kabar ya mereka? ada yang bilang, suatu waktu meraka telah kalah oleh nasib.. menyerah pada takdir.. melayani waktu yang semakin tua. ku tanya kenapa.. ada yang jawab : kehidupan akan semakin matrealistis... dan uang akan jadi segalanya... dan aku, ........... tiada punya apapun untuk mengajak mereka kembali.
Aku lihat foto-foto.. Dan .. seumpama bunga, kami adalah bunga yang dirontokkan di bumi kami sendiri"... ada anak-anak kecil menangis, ... ada ibu-ibu menangis,... ada laki - laki tua menangis,... ada raja-raja sedang bersulang (kenapa mereka tidak menangis juga?).. Ada PKL sedang berperang dgn aparat,... ada kerumunan masa dalam kerusuhan yang panik (berapa orang yang mati dan diperkosa disitu?), ada penulis yang sedang menulis (tanya saja kenapa dia menulis semua kegetiran itu), ada seseorang yang baru bebas dan ia berdiri didepan gerbang penjara, ada mayat seorang laki-laki muda dengan darah segar, muncrat tepat dari lubang di keningnya... (kenapa harus ada yang rontok di buminya sendiri??)
Dan negeri dimana senja tidak akan pernah pergi, hanyalah negeri dongeng....

No comments: