INDONESIA MERDEKA

INDONESIA MERDEKA

Saturday, June 28, 2008

No Coffee for Tonite

Ada suara jangkerik, mengendap pelan - pelan di teras rumah.
Mengerik semaunya. kadang mayor, kadang minor, kadang tak bernada. Ayah duduk di sebuah kursi ditemani mama.
Membicarakan kesunyian bersama - sama. Kerinduan bersama-sama. Dan perjalanan nanti bersama-sama.
Diteras itu aku pernah tumbuh. Tidak cuma bersama jangkerik, tapi juga kunang-kunang dan nyamuk.
Diteras itu aku belajar membaca, berhitung dan mengaji.
Diteras itu aku menendang bola (sampai memecahkan kaca), bermain kelereng, berkelahi dengan teman-teman.
Diteras itu aku merengek - rengek demi uang jajan dan diteras itu aku pernah jatuh pingsan karena sakit.
Diteras itu aku mencoba menulis puisi dan disana pula aku mulai bermain gitar.
Diteras itu aku mulai mengenal Tan Malaka dan disana pula aku memperhatikan Morisson, Hendrikx juga Bono.
Diteras itu aku mulai mengenal kecantikan peempuan, dan disana pula aku mulai belajar gombal.
Diteras itu aku mendengarkan cerita, dan disana pula aku mulai memperhatikan cara menanam anggrek.
Diteras itu aku mulai menggendong ponakan dan membiarkan dia kencing di bajuku.
Di teras itu pula aku bermain petak umpet dengannya sambil menyuapi makan malam yang telah disediakan untuknya.
Diteras itu pula ayah dan mama menangis, karna di teras itu pula kakakku mengikat janji suci.
Diteras itu aku sering pergi, mengucapkan selamat tinggal.
Diteras itu Papa dan mama menungguku.
Diteras itupun aku akan datang, esok...

No comments: