Matahari sudah gak terlalu menyengat saat aku memutuskan meninggalkan bogor
dengan kereta sore.. Kembali berdesak-desakan dan berdiri (kursiku, ku berikan pada seorang ibu tua dengan cucunya). Sepanjang jalan aku agak anti sosial (maaf). Aku memilih larut dalam lagu-lagu Sting dan Radiohead yang ku putar di MP4 player-ku.. Sekali lagi maaf, aku sedang ingin begitu sore itu.. Aku hanya tak ingin perjalananku jadi tak terasa membosankan.
Sesaat setelah kereta meninggalkan stasiun kalibata, tiba-tiba aku berubah pikiran.. Aku tidak mau langsung pulang ke kosan! Aku pengen ke Suropati...
Adzan magrib sebentar lagi, kereta itu berhenti stasiun manggarai, lalu aku turun... menyusuri rel ke arah utara, menyaksikan matahari yang segera tidur di ufuk barat.. keluar lewat jalan tikus (bukan karena aku gak punya tiket, aku selalu beli tiket), biar lebih dekat ke terminal...
Segera ku raih Kopaja 66, lalu aku turun di halimun... Langit sudah mulai gelap, saat ku lewat atas jembatan masuk ke jalan madiun... Jalan itu lengang sekali.. Rumah-rumah besar dikanan kirinya seperti tak berpenghuni. hanya ada kendaraan yang lalu lalang sangat jarang. Sampai diperempatan masjid sunda kelapa, aku memutuskan berhenti disana.. sudah masuk waktu maghrib, aku mau solat dulu...
Suropati mungkin tak pernah beda dengan hari-hari sebelumnya. tapi malam itu seperti memanggilku untuk melepas sebagian kecil malam disana. Seolah-olah semua di terjemahkan dalam warna-warna menyenangkan.. Tidak begitu ramai (kau tahu?? aku sangat menyukai itu).
Ku tujukan langkah-langkahku lewat jalan masuk sebelah kantor polisi.. mataku tak pernah lepas dari memperhatikan sekelilingku.. Kupu-kupu dari lampu.. air mancur dari lampu... akar-akaran pohon dari lampu.. dan seekor ayam (yang ini ayam beneran) duduk santai di kandangnya (entah kapan ayam itu bebas?)
Aku berhenti di depan kandang merpati... ku lihat keatas, sepertinya kosong (atau para merpati sedang berpesta di dalam?? atau sudah pergi tidur?) didepanku melintas sepasang anak muda laki-perempuan berangkulan mesra... (kenapa taman ini jadi pilihan mereka?)
Aku cari bangku langgananku... ternyata sudah terisi.. beberapa orang (ada laki dan perempuan) sedang berlatih biola di bangku itu.. ya sudah, aku di bangku lain saja.. aku dapat bangku panjang tepat di sebelah selatan air mancur... bangku itu padahal bisa muat untuk 5-8 orang, tapi ku habiskan sendiri saja...
Ku perhatikan orang-orang yang latihan biola tadi... menyenangkan sekali.. berkumpul dengan teman-teman (apalagi yang sudah lama akrab dan satu perjuangan).. tiba- tiba aku jadi ingat sebuah keinginan.. yaitu mengajak teman-teman kuliah-ku (mereka yang biasa aku ajak duduk-duduk dan ngobrol di trotoar) untuk bisa berkumpul disini. aku yakin mereka pasti bisa merasakan chemistry ini.. aku kenal mereka.. ya... duduk, ngobrol.. membahas apa saja.. aku yakin kami tak kan kehabisan cerita untuk itu.
beberapa saat jauh di depanku.. diseberang air mancur, lewat sepasang laki-laki dan perempuan (beda dengan pasangan tadi) sambil bergandengan tangan... (lagi-lagi, kenapa taman ini jadi pilihan mereka??) ku perhatikan mereka sibuk mencari bangku yang kosong (tapi sayang sepertinya sudah full booked) dan mereka akhirnya memilih duduk di tepi air mancur (pilihan bagus, karena suara percik air disitu sangat romantik). ku perhatikan mereka terus, mesra sekali... mereka nye-top tukang tahu gejrot keliling yang lewat.. lalu mereka makan sepiring berdua..;) asik banget...
Aku senang melihat itu.. aku jadi inget kamu... kalau saja kamu disini.. malam ini akan jadi sangat langka.. berdua kita menikmati angin yang keluar malu-malu diantara daun-daun pohon tua.. atau sinar malam yang tegap menembus daun-daun tadi... suara air mancur... suara-suara biola dari orang-orang itu... juga keriangan kita.. aku yakin itu semua bakal sanggup memecah kesunyian yang deras...
aku memilih tidur terlentang di bangku panjang tadi.. tangan kananku, ku lipat ke belakang, ku jadikan bantal.
menengadah ke atas.. hanya ada tiga bintang.. dengan sinar mereka yang pucat (aku benci ini, lampu-lampu Jakarta selalu mengeruhkan langit malam..). Aku melamun.. mengingat kamu.. mengingat papa dan mama. ingat rumah.. ingat teman-teman.. ingat kampus... ingat semua..
membawa ingatan dalam suasana inilah yang selalu aku cari-cari. kalau kau menapak tanah di jakarta .. kau akan kehilangan suasana itu. Tidak ada angin dingin dan lembah-lembah luas seperti di kalipagu.. tidak ada suara-suara aliran sungai yang tik-nya lembut. tidak ada langit malam yang benar-benar pekat dan keheningan trotoar.. apalagi suara jangkrik seperti di dekat sawah sebelah rumahmu..
Nobody knws it.. but you've got a secret smile.. and you used it... only for me..
No comments:
Post a Comment