INDONESIA MERDEKA

INDONESIA MERDEKA

Saturday, June 28, 2008

Tentang Efek Rumah Kaca

Ada yang ingin saya bagi.. karena ini adalah kepuasan yang menggembirakan… tentang kesegaran.. tentang musik bagus… tentang hasrat untuk setia mendengar..
Adalah Efek Rumah Kaca (ERK),… yang membuat saya kembali jatuh cinta…
Pernah dengar tentang manusia-manusia ini??
Pastilah asing yang melekat di gelengan kepala kita… segera
Mereka hanya orang biasa… sederhana, tidak tampan dan mungkin itulah mereka.. Saya hanya melihat mereka beberapa kali, di sebuah edisi Rolling stone atau di sebuah cuplikan mungil liputan tentang sebuah acara dikantor Kontras (Saya gak tau itu diacara itu yang tampil benar benar ERK atau bukan, tapi seyakin saya itu Cholil dengan gitarnya, dan mereka pasti menyanyikan Di Udara).
10 Tahun lalu saya mulai mendengarkan Urban Hymne – The Verve.. atau OK Computer – Radiohead. Saya menemukan sebuah sensasi kanak-kanak.. Bukan sekedar musik, tapi ada rangsangan mendasar bagi saya untuk membuka ruang bagi kesempatan mendengar musik yang lain..
Tahun ini saya Bosan,.. Di Indonesia, banyak sekali terdengar single-singel anyar musisi tanah air setiap harinya. Di radio ataupun dilapak-lapak penjualan CD MP3. Invasi dari band-band baru dan usaha eksistensi band-band lama menjual lagu baru luar biasa sekali.. Banyak lagu di banyak kesempatan. Banyak karya membumbung,
tapi maaf.. tidak ada yang membuat saya gila.. bahkan (maaf) mungkin karena terlalu banyak itu, saya jadi jengah… terhadap musiknya.. terhadap lirik-liriknya… Cepat cepat tangkap, lalu cepat juga dilupakan..
Hingga sektar dua bulan yang lalu. Saya iseng buka folder temen di server kantor.. isinya lagu-lagu ERK ( Maaf Bos, kita berkenalan lewat produk bajakan)..

CINTA MELULU
Saya suka intronya dengan gitar dan shouting vocal yang rally dari awal.. lalu Liriknya, Ya Tuhan Yang Maha Teliti,.. lirik segar yang saya dengar.. Yang berani untuk tidak popular. Yang tidak takut untuk dianggap ideal.. “Atas nama pasar semuanya begitu Banal” atau “Apa memang karna kuping melayu, suka mendayu-dayu”. Sebuah pelajaran tentang sebuah kata baru buat saya, “Banal”. Pelajaran juga buat teman kantor saya yang juga punya perhatian pada kata gak familiar itu..

JATUH CINTA ITU BIASA SAJA
“jika jatuh cinta itu buta, berdua kita akan tersesat. Saling mencari didalam gelap. Kedua mata kita gelap. Lalu hati kita gelap” Lagunya memaknai jangan terlalu liar saat jatuh cinta. Mungkin karna (sebenernya) gak ada yang harus diagungkan saat jatuh cinta.. Musiknya itu yang maut,.. simple.. tapi enak didengarkan disaat tenang.

BUKAN LAWAN JENIS
Sesuatu yang terlarang bagi sebagian besar masyarakat timur. Lagu ini hanya menceritakan sebagian dari itu. Sempitnya, hubungan cinta anak manusia. Buat saya ini keanehan yang kocak (dalam arti sebenarnya). Idenya orisinil, “aku takut kamu suka pada diriku, karena aku memang bukan lawan jenismu”

JALANG
Mungkin ini ungkapan lain ERK terhadap sebuah politik. Tapi buat saya ini bukan lagu politik. Saat pertama denger, saya langsung melarikan asumsi ke Penolakan terhadap RUU Anti Pornografi dan sejenisnya. Saya sepakat, Kenapa harus takut dibilang jalang?

BELANJA TERUS SAMPAI MATI
Dari judulnya saja sudah sangat menggelitik. Tapi memang begitulah. Saya sendiri sudah gagal untuk tidak menjadi korban kegansan peliknya kehidupan urban. ERK sukses mengkritik saya.

DESEMBER
Ini lagu yang pertama coba saya kulik gitarnya.. Aransemennya terasa sangat jernih dan nge-blend dengan liriknya. Andai saja saya mendengar lagu itu 4 tahun lebih awal. Karena “Aku suka sehabis hujan di Bulan Desember” relevan buat tahun-tahun itu. Kalian masih ingatkan santunnya hujan di Lereng Baturraden?? Di Jakarta, Hujan bikin sengsara banyak orang.

INSOMNIA
Dua jempol, karena secara keseluruhan bisa ngebawa atmosfer rasanya susah tidur. Saat obat tidur dosis rendah udah gak ngefek dan yang dosis tinggi harus dihindari. Gimana caranya bisa tidur, tanpa harus merasa gersang dan kelenjar air mata yang terkuras habis. Saya suka pukulan drummernya di lagu ini. Dan Cara nyanyi vokalisnya di refrain terakhir.. sedikit ngingetin sama Nice dream-nya Radiohead…

DI UDARA
Lagu ini yang meyakinkan saya tentang betapa kayanya tema yang dibawa ERK. Cukup untuk memotret sesuatu yang gak dilirik label dan pasar musik.. Katanya Lagu itu bisa diapresiasi untuk mengenang Alm. Munir (“Aku bisa diracun diudara”). Untuk anak-anak bangsa yang tewas/hilang ditangan bangsanya sendiri, lagu ini adalah suara penghormatan yang diwakili oleh ERK. Musik lagu ini sebenernya sangat anthemic dan punya power. Cuman jadi Lirih rasanya saat saya mendengar lagu ini sambil baca lagi sebuah catatan pinggir GM, “Jakarta,10 November 2004 – Sepucuk surat untuk Sultan Alief Allende dan Diva Suki Larasati, yang ditinggal ayah mereka”. Harap diingat juga, saya kira ERK juga tidak sedang berpolitik.

MELANKOLIA
Musiknya dingin, pilihan teknik falset di awal nyanyian, buat saya, jitu. Kesannya jadi bisa mendefinisikan rasa melankolis.. Hebat-lah.. Semua orang pasti pernah melankolik. Yang ini juga unik, karena sebenernya kayaknya gak penting banget ngedesain gambaran perasaan melankolik. “Nikmatilah saja keindahan ini, segala denyutnya yang merobek sepi, kelesuan ini jangan lekas pergi, Aku menyelami sampai lelah hati". Atau “Murung ini sungguh indah, melambatkan butir darah”, Emang lu pernah nikmatin bete?? Aneh kan, tapi ada !!

DEBU-DEBU BERTERBANGAN
Seperti sajak Do’a buat Chairil Anwar, ERK coba bikin sketsa dari sudut yang sama. Ini bukan lagu religius, tapi dengan tingkat kedalaman pemahaman yang ada dari setiap orang. Semoga saja bisa sama dengan saya. Yaitu untuk ingat pada sebuah hari akhir. Kitab suci Agama saya pernah menjelaskan (kalo saya tidak salah) “pada hari itu semua manusia dan alam semesta seperti anai-anai yang berterbangan”. Mungkin ERK juga setuju dengan itu, “Pada saatnya nanti, tak bisa bersembunyi … Pada siapa mohon perlindungan.. Debu-debu berterbangan..”

SEBELAH MATA
Konon katanya lagu ini adalah pengalaman emosional sang bassis.. Yang lari gak Cuma di lagu dan lirik.. bas line beliau-pun terasa sejuk… Kalo yang buat lagu ini nenek saya, maka lagu ini akan jadi KEDUA MATA.. 7 tahun ini, kedua matanya gak bisa melihat total dan hanya mengandalkan cahaya,itu juga Cuma setitik yang tertangkap. Sama, karena diabetes juga.. ternyata begitu ya rasanya.. kalo sang basis “Sebelah mataku yang lain menyadari gelap adalah teman setia dari waktu waktu yang hilang”. lalu siapa yang menyadari kesepian nenek saya diwaktu-waktunya yang hilang??

EFEK RUMAH KACA
Lagu ini bisa jadi alat kampanye buat yang punya perhatian buat lingkungan. Rhythm yang dibangun mereka bertiga sesuai dengan semangatnya..Saya suka teriakan Cholil di akhir lagu, ingin rasanya saya ikutan berteriak.. “Kita akan terbakar!!”

Gak pernah ada pUblikasi yang menggelegar di tivi-tivi, radio, atau media lain seperti yang dialami atau bahkan di pesan band-band baru di rumah industri musik domestic.. Tapi saya tau, ERK tak terlalu menginginkan itu.. Tanpa pemberitaan dan kilatan blitz kamera ERK sudah menjadi besar karena kesederhanaan itu, di mata saya…
Saya tidak merasa berlebihan kalo ERK memberikan sensasi yang sama dengan OK Computer 10 tahun lalu..
Saya setuju dengan teman saya.

1 comment:

bagustyo said...

oi Mas Bowo , suka juag efek rumah kaca, he..he..,wajarlah

klo saya cuma tau yang lagu cinta melulu, hi..hi...., itu aja dengernya udah asik walaupun sedikit unik